3 Restorasi Arsip yaitu memperbaiki arsip-arsip yang rusak, sehingga dapat digunakan dan disimpan untuk waktu yang lebih lama lagi. Teknik restorasi ada 2 cara, yaitu: a. Tradisional yaitu dengan cara melapis kertas "handmade" dan "chiffon". b. Laminasi yaitu pekerjaan menutup kertas/arsip diantara 2 lembar plastik. 4. Mikrofilm
Ruanglingkup kearsipan yaitu kegiatan-kegiatan dalam pengelolaan arsip mulai dari penerimaan arsip sampai dengan pemusnahan arsip. Menurut Syamsul Anwar 1999: 24 ruang lingkup kearsipan meliputi: 1 penciptaan dan penerimaan warkat 2 pengumpulan dan pengaturan warkat 3 pengendalian warkat 4 pemeliharaan dan perawatan warkatarsip 5 penyimpanan
Dalamsistem subjek pengelompokan arsip atau dokumen berdasarkan subjek atau pokok masalah. Penunjuk yang dipergunakan untuk map, laci almari arsip, map ordner, rap arsip, dan lain-lain sarana penyimpanan arsip, berupa istilah subjek. Istilah tersebut dimulai dari kelas utama, kelas, subkelas, sub-subkelas, tergantung jumlah surat dari subjek
1 Keyakinan. 2. Kejujuran dalam menjawab. Perhatikan ini saat menjawab pertanyaan kelemahan dan kelebihan. Tips menjawab pertanyaan cara mengatasi kekurangan diri. Contoh jawaban dari pertanyaan kelebihan dan kekurangan diri. #1 Contoh jawaban kelebihan diri. #2 Contoh jawaban kelebihan diri.
yangdialami oleh tokoh dalam cerita. 3. Rising Action (Menuju Konflik) Berisi peristiwa yang isinya berupa peningkatan masalah atau kesukaran yang dialami oleh tokoh. 4. Turning Point ( Puncak Konflik) Sering disebut juga sebagai klimaks. Bagian ini biasanya berisi penentuan dari nasib tokoh setelah mengalami berbagai persoalan dalam cerita. 5.
2 Organisasi yang kurang baik dan perumusan tanggung jawab dan kekuasaan yang tidak jelas. 3) Pegawai-pegawai yang tidak terlatih 4) Tidak ada prosedur-prosedur kearsipan tertentu 5) Tidak ada penentuan waktu yang direncanankan untuk menyimpan maupun menghapuskan warkat-warkat. 6) Ruang dan perlengkapan tidak sesuai dengan kegiatan
padapasal 3 undang - undang no. 43 tahun 2009 antara lain dirumuskan bahwa tujuan penyelenggaraan kearsipan adalah: (a) menjamin terciptanya arsip dari kegiatan yang dilakukan oleh lembaga negara, pemerintah daerah, lembaga pendidikan,perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan dan perseorangan, (b)
Cobasimak dulu 4 permasalahan yang sering dialami anak dan cara mengatasinya, agar Moms and Dads  tidak bingung lagi menghadapinya. 1. Anak Cengeng. Ini adalah bagian normal dari emosi yang dialami pada masa kanak-kanak. Anak yang terlalu sensitif akan merespons rasa sedih, marah, kecewa, dan malu dengan menangis.
Jelaskan3 masalah dalam kearsipan dan cara mengatasinya ! Tuliskan peranan kearsipan ! Jelaskan perbedaan antara pola sentralisasi dan pola dentralisasi! Jelaskan pengertian kearsipan sistem nomor ( numerical filing system ) ! Jelaskan pengertian kearsipan sistem abjad ( alphabetical filing system) !
1 Salah satu konsekwensi logis dari keberadaan komputer dan teknologi informasi, menjadikan alat bukti elektronik mengalami perkembangan yang sangat pesat. Apalagi bukti elektronik ini juga menjadi alat bukti otentik yang diakui legalitasnya. Dengan demikian arsip baik dalam bentuk tercetak maupun elektronik memiliki fungsi yang sama bagi sebuah badan korporasi.
BBHYT. This article describes the study of journal content from several research results regarding archivist competency development to improve archive management. The results of the research journals taken are several search results from the Google Scholar journal database using an advanced search search so that the search results are more specific and published in the last five years. In this article, we will examine 4 journals and based on the scope of archivist competency development. In some of these journals, it is explained that the competence of archivists currently needs to be improved. The purpose of this study article is to find out what must be developed in archivist competence so that later it can improve the quality in managing archives. And can find out what steps or programs can develop the competence of archivists. The current era requires people to be "fast" and "responsive". Including, in the field of archives. Therefore, in the current era, archive management is not enough manually, but digitally. The results of several journals indicate that most archivists still need to have deeper knowledge of archival science. This is indicated by the lack of archivists in bringing up aspects of skills to maintain archives, as well as the lack of attitude aspects in maintaining and caring for archives. Abstrak Pada artikel ini menjelaskan tentang kajian isi jurnal dari beberapa hasil penelitian mengenai pengembangan kompetensi arsiparis untuk meningkatkan pengelolaan kearsipan. Hasil jurnal penelitian yang diambil merupakan beberapa hasil penelusuran dari database jurnal Google Scholar menggunakan pencarian advance search agar hasil pencarian lebih spesifik serta terpublikasikan pada lima tahun terakhir. Dalam artikel ini akan mengkaji jurnal yang berjumlah 4 buah dan berdasarkan ruang lingkup dari pengembangan kompetensi arsiparis. Tujuan dari artikel kajian ini adalah agar dapat mengetahui apa yang harus dikembangkan dalam kompetensi arsiparis agar nantinya dapat meningkatkan kualitas dalam mengelola kersipan. Serta dapat mengetahui langkah langkah atau program apa saja yang dapat mengembangkan kompetensi para arsiparis. Pada beberapa jurnal tersebut, dijelaskan bahwa Kompetensi arsiparis saat ini perlu ditingkatkan. Era saat ini menuntut orang untuk berlaku "cepat" dan "tanggap". Termasuk, dalam bidang kearsipan. Oleh karena itu pada era saat ini pengelolaan arsip tidak cukup dengan manual saja, tetapi dengan cara digital. Hasil dari beberapa jurnal menyatakan bahwa sebagian besar arsiparis masih perlu membutuhkan ilmu pengetahuan yang lebih dalam terhadap ilmu kearsipan. Hal ini ditandai dengan kurangnya arsiparis dalam memunculkan aspek keterampilan untuk melakukan perawatan arsip, serta kurangnya aspek sikap dalam menjaga dan merawat arsip. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Kajian Pengembangan Kompetensi Arsiparis Untuk Meningkatkan Pengelolaan Kearsipan Nur Zahroud Diyanah Program Studi Perpustakaan Dan Ilmu Informasi, 19680044 Email diyandy94 Abstract This article describes the study of journal content from several research results regarding archivist competency development to improve archive management. The results of the research journals taken are several search results from the Google Scholar journal database using an advanced search search so that the search results are more specific and published in the last five years. In this article, we will examine 4 journals and based on the scope of archivist competency development. In some of these journals, it is explained that the competence of archivists currently needs to be improved. The purpose of this study article is to find out what must be developed in archivist competence so that later it can improve the quality in managing archives. And can find out what steps or programs can develop the competence of archivists. The current era requires people to be "fast" and "responsive". Including, in the field of archives. Therefore, in the current era, archive management is not enough manually, but digitally. The results of several journals indicate that most archivists still need to have deeper knowledge of archival science. This is indicated by the lack of archivists in bringing up aspects of skills to maintain archives, as well as the lack of attitude aspects in maintaining and caring for archives. Keywords Archives, Development, Competence. Abstrak Pada artikel ini menjelaskan tentang kajian isi jurnal dari beberapa hasil penelitian mengenai pengembangan kompetensi arsiparis untuk meningkatkan pengelolaan kearsipan. Hasil jurnal penelitian yang diambil merupakan beberapa hasil penelusuran dari database jurnal Google Scholar menggunakan pencarian advance search agar hasil pencarian lebih spesifik serta terpublikasikan pada lima tahun terakhir. Dalam artikel ini akan mengkaji jurnal yang berjumlah 4 buah dan berdasarkan ruang lingkup dari pengembangan kompetensi arsiparis. Tujuan dari artikel kajian ini adalah agar dapat mengetahui apa yang harus dikembangkan dalam kompetensi arsiparis agar nantinya dapat meningkatkan kualitas dalam mengelola kersipan. Serta dapat mengetahui langkah langkah atau program apa saja yang dapat mengembangkan kompetensi para arsiparis. Pada beberapa jurnal tersebut, dijelaskan bahwa Kompetensi arsiparis saat ini perlu ditingkatkan. Era saat ini menuntut orang untuk berlaku “cepat” dan “tanggap”. Termasuk, dalam bidang kearsipan. Oleh karena itu pada era saat ini pengelolaan arsip tidak cukup dengan manual saja, tetapi dengan cara digital. Hasil dari beberapa jurnal menyatakan bahwa sebagian besar arsiparis masih perlu membutuhkan ilmu pengetahuan yang lebih dalam terhadap ilmu kearsipan. Hal ini ditandai dengan kurangnya arsiparis dalam memunculkan aspek keterampilan untuk melakukan perawatan arsip, serta kurangnya aspek sikap dalam menjaga dan merawat arsip. Kata Kunci Arsiparis, Pengembangan, Kompetensi. PENDAHULUAN Era saat ini Kompetensi arsiparis saat ini perlu ditingkatkan karena orang akan dituntut untuk berlaku “cepat” dan “tanggap”. Salah satunya dalam bidang kearsipan. Oleh karena itu pada era saat ini pengelolaan arsip tidak cukup dengan manual saja, tetapi dengan cara digital. Komputer dan internet menjadi alat yang sangat dibutuhkan. Oleh karenanya, penggunaan media elektronik berupa website dan android menjadi sesuatu yang harus dimiliki oleh seseorang saat ini. Kuswantoro, 2018 19. Arsiparis merupakan salah satu pengaruh dari sebuah pengelolaan, manfaat dan pengetahuan akan nilai guna arsip. Maka, pimpinan harus memberikan pengarahan akan pentingnya arsip dan menanamkankan bahwa arsip sangat penting dalam suatu organisasi atau instansi. Untuk menjadi seorang arsiparis diperlukan seseorang yang teliti, cerdas, cermat, rapi, tekun dalam melaksanakan tugas, mampu menyimpan rahasia, memiliki skill dalam bidang arsip, mampu bekerjasama dengan berbagai pihak disekitarnya. Untuk mengembangkan keterampilan serta meningkatkan wawasan arsiparis maka perlu diadakan oleh pemerintah suatu pelatihan, penataran, ikut dalam peserta serta kerjasama antar instansi yang saling berkaitan. Hal tersebut akan membantu meningkatkan kompetensi arsiparis dalam pengelolan dan penyelamatan arsip.Handayani & Sari, 2018 227 Tujuan dari Artikel Kajian ini adalah agar dapat mengetahui apa yang harus dikembangkan dalam kompetensi arsiparis agar nantinya dapat meningkatkan kualitas dalam mengelola kersipan. Serta dapat mengetahui langkah langkah atau program apa saja yang dapat mengembangkan kompetensi para arsiparis. Metode yang digunakan dalam artikel ini menggunakan metode study literature dengan mencari referensi dan berbagai sumber relefan dengan kasus atau permasalahan yang sama. Dengan cara menghimpun data-data atau sumber-sumber yang berhubungan dengan topic yang dibahas dalam artikel ini. Berdasarkan penelitian sejenis yang dilakukan oleh Fairuziah & Prasetyawan pada tahun 2019 yang berjudul “Analisis Pelaksanaan Diklat Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia Sebagai Upaya Pengembangan Kompetensi Arsiparis Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Provinsi Banten”. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi para arsiparis yang berada pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten. Penelitian tersebut menggunakan menggunakan metode kualitatif dan Teknik pengambilan data dengan wawancara semiterstruktur. Hasil menunjukkan bahwa untuk memperluas pengetahuan dan wawasan, seorang arsiparis harus memenuhi kebutuhan informasi bagi dirinya sendiri. Kebutuhan informasi dari arsiparis ini berguna untuk menunjang kinerja para arsiparis. Tugas dan fungsi pokok arsiparis, mengharuskan para arsiparis memenuhi kebutuhan informasi untuk menunjang profesinya. Dengan adanya tuntutan untuk terus mengkaji berbagai macam bidang subjek kearsipan mengakibatkan arsiparis sangat membutuhkan informasi untuk menunjang pekerjaannya. Diklat kearsipan merupakan salah satu kegiatan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan informasi arsiparis dalam menunjang pekerjaannya. Diklat yang diselenggarakan oleh ANRI merupakan salah satu sumber arsiparis untuk memenuhi kebutuhan informasi arsiparis menambah wawasan dan pengetahuan serta untuk mengasah kemampuan arsiparis untuk mengelola arsip pada tempat kerjanya. Hasil dari materi dan metode Diklat tersebut menunjukan bahwa arsiparis yang telah mengikuti diklat kearsipan meningkat kompetensinya. Hal tersebut dirasakan oleh arsiparis dalam kegiatan pengelolaan kearsipan, para arsiparis menjadi lebih baik dalam mengelola arsip dibandingkan ketika arsiparis belum mengikuti pelaksanaan diklat kearsipan. Penelitian sejenis selanjutnya adalah penelitian dengan judul “Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Arsiparis di Arsip Nasional Republik Indonesia ANRI” yang ditulis oleh Farhan Bukhori & Laksmi dan dimuat dalam Jurnal Khazanah Volume 12 Nomor 1 tahun 2019. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Kompetensi sangat dibutuhkan dalam membentuk sebuah kinerja yang baik demi mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Apabila setiap pegawai memiliki kompetensi yang tinggi maka apakah akan menghasilkan kinerja yang terbaik dan seberapa besar pengaruhnya serta juga mengidentifikasi indikator dari kompetensi yang memiliki pengaruh paling besar bagi arsiparis dalam melakukan kinerja. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengaruh kompetensi arsiparis yang terdiri dari indikator pengetahuan, keterampilan dan sikap memiliki hasil sebesar 56,4% terhadap kinerja arsiparis di ANRI. Konsep pengetahuan dan keterampilan tidak memiliki pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan konsep sikap dengan t hitung dari konsep pengetahuan sebesar 1,257 dan t hitung dari konsep keterampilan sebesar 1,141 sedangkan t hitung dari konsep sikap sebesar 5,535 dengan t tabel sebesar 1,991. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung dari konsep pengetahuan dan keterampilan lebih kecil dari t table sedangkan t hitung dari konsep sikap lebih besar dari t tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa konsep pengetahuan dan keterampilan tidak memiliki pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan konsep sikap dalam melakukan kinerja arsiparis di ANRI.Bukhori & L, 2019 51 Penelitian sejenis yang ketiga adalah penelitian dengan judul “Peningkatan Kualitas Arsiparis Melalui Personal Branding” yang ditulis oleh Ully Isneni Effendi dan dimuat pada tahun 2019. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana membangun personal branding yang dapat meningkatkan kualitas arsiparis guna sebagai upaya mengikuti perkembangan zaman dan teknologi. Perlu di ingat, profesi arsiparis merupakan profesi yang dibutuhkan di berbagai institusi dan persaingan SDM yang semakin ketat, lembaga wajib menuntut arsiparis untuk lebih maju dan berwawasan luas agar tidak tergeser dan tenggelam. Maka dari itu, arsiparis dituntut untuk melakukan perubahan, salah satunya dengan personal branding sebagai usaha penguatan akan dirinya sendiri. Pada era persaingan yang sangat ketat saat ini, personal branding penting untuk dimiliki setiap arsiparis. tidak hanya membutuhkan SDM yang memiliki kemampuan akademis saja, Institusi atau lembaga juga harus mengembangkan kemampuan lainnya seperti kemampuan beradaptasi menyesuaikan dengan perubahan lingkungan yang cepat serta kemampuan untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah.Effendi, 2016 43 Penelitian sejenis yang terakhir adalah penelitian dengan judul “Pengembangan Sistem Pelatihan Melalui Analisis Kesenjangan Kompetensi Arsiparis Di Kementrian Secretariat Negara Tahun 2021” yang ditulis oleh Mohammad Harris Pratama, S. Pd. dan dimuat dalam Jurnal Khazanah Volume 14 Nomor 2 tahun 2021. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui level dan jenis kompetensi yang dibutuhkan dan dimiliki, kesenjangan antara level dan jenis kompetensi serta merancang program pelatihan sesuai kebutuhan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif melalui metode sensus dengan responden sebanyak 46 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis kesenjangan kompetensi. Hasil penelitian menyatakan bahwa arsiparis membutuhkan beberapa jenis kompetensi dintaranya kompetensi manajerial, sosial kultural, dan teknis berkisar di level 4 - 5, jenis kompetensi yang dimiliki arsiparis berkisar di level 3 - 4. Terdapat kesenjangan yang signifikan di semua jenis kompetensi baik kompetensi manajerial, sosial kultural, maupun teknis, dengan besaran kesenjangan level kompetensi berkisar antara 0,13 sampai dengan 1,73. Program pelatihan yang dirancang sesuai dengan kebutuhan arsiparis dan termasuk kategori prioritas antara lain membangun integritas, bekerja dalam tim, bekerja efektif, pelayanan prima, penetapan tujuan, membangun tim efektif, komunikasi, penetapan tujuan dan umpan balik, people development, pengelolaan arsip dinamis, pengelolaan arsip statis, dan pembinaan kearsipan.Pratama, 2021 133 PEMBAHASAN 1. Pengertian Kompetensi Arsiparis Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kompetensi adalah kewenangan atau kekuasaan untuk menentukan sesuatu. Kompetensi adalah kombinasi dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang memungkinkan seseorang untuk tampil lebih baik dalam profesi tertentu. Syahreza, 2021 7 Pada dasarnya kompetensi kearsipan mengacu pada kemampuan atau kesanggupan untuk melakukan suatu pekerjaan. Kompetensi arsiparis terkait dengan sikap atau perilaku profesional dan tidak semata-mata didasarkan pada masalah teknis sederhana. Kompetensi arsiparis terbagi menjadi dua tingkatan, yaitu kompetensi arsiparis pada tingkat ahli dan kompetensi pada tingkat kualifikasi. Menurut peraturan no. 28 Tahun 2021 Pemerintah Republik Indonesia terkait penerapan UU No. 43 tahun 2009 tentang kearsipan, bab VI ayat 3, berkaitan dengan pasal 154 tentang keterampilan, arsiparis tingkat ahli adalah lulusan siklus I S1 di bidang kearsipan atau kearsipan lainnya tetapi telah menyelesaikan pendidikan dan pelatihan kearsipan sedangkan pada pasal 155 kualifikasi arsiparis adalah lulusan DIII kearsipan atau selain kearsipan tetapi telah lulus pendidikan dan pelatihan arsiparis. Wahyuningtyas, 2015 15 2. Pengembangan Kompetensi Arsiparis Menurut Hasibuan, Pengembangan kompetensi adalah segala upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi pegawai sumber daya manusia. Tujuan pengembangan kompetensi pegawai adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja. Pengembangan didasarkan pada fakta bahwa seorang pegawai membutuhkan serangkaian pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang berkembang supaya bekerja dengan baik dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selama kariernya. Pengembangan kompetensi dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan, antara lain pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus, penataran dan sebagainya. Pelaksanaan pengembangan kompetensi merupakan kewajiban dari setiap instansi untuk memenuhi hak setiap pegawainya seperti arsiparis.Setiadiputra, 2017 18 Melaksanakan Diklat Kearsipan oleh ANRI Penyelenggaraan pelatihan atau Diklat kearsipan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi arsiparis sejalan dengan kemajuan dan perkembangan organisasi. . Selama ini, pendidikan dan pelatihan akan membentuk dan meningkatkan keterampilan profesional juru tulis. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat pelatihan arsiparis, semakin besar keterampilan yang akan dimilikinya. Metode pelatihan merupakan metode sistematis yang mampu memberikan gambaran yang luas dan dapat mengkondisikan pelatih kearsipan untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor kearsipan dari fungsi dan pelaksanaan diklat biasanya dilakukan dengan metode ceramah, diskusi, studi kasus, program pendidikan, role play, rapat dan seminar, peserta diklat serta kondisi dan situasi yang ada, sehingga tujuan diklat yang dirumuskan fasilitator dapat tercapai/tercapai. Karena pada hakikatnya semakin bervariasi metode pembelajaran yang diterapkan, semakin dekat pencapaian tujuan, semakin terbatas metode pembelajaran, maka semakin tercapai pula tujuan pelaksanaan. Dengan pelatihan dan berbagai tema kegiatan pelatihan kearsipan, arsiparis memiliki pengalaman informasi. Pengalaman informasi yang dimaksud adalah ketika arsiparis melakukan pelatihan dengan metode tertentu. Pengalaman informasi itu sendiri dapat dianggap sebagai interaksi seseorang dengan informasi, proses berinteraksi dengan informasi dalam kehidupan kerja sehari-hari hal ini, pengalaman informasi dapat dilihat ketika interaksi arsipis selama implementasi pelatihan yang dikompilasi dalam kegiatan nyata sehingga tujuan yang disiapkan diperoleh secara berbagai metode pembelajaran seperti ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi, dll. Hal ini akan berdampak ketika peserta pelatihan berinteraksi dengan pekerjaan di organisasinya, seperti yang dikemukakan Somerville dan Mirijamdotter dalam Bruce 2014 bahwa pengalaman informasi merupakan bagian penting dari pengalaman menggunakan sistem informasi, informasi untuk belajar. dalam kegiatan organisasi. Pengalaman informatif juga diperoleh para arsiparis melalui berbagai metode seperti penggunaan metode simulasi. Metode simulasi akan mengarah pada strategi peningkatan keterampilan dibandingkan dengan metode ceramah dan diskusi yang bertujuan untuk menambah pengetahuan. Metode kursus saja tidak akan cukup bagi seseorang untuk memperoleh keterampilan dalam pengolahan file, perlu dilakukan simulasi untuk menyeimbangkan teori yang diterima untuk meningkatkan keterampilan peserta pelatihan. Tujuan dari simulasi ini adalah untuk melatih keterampilan kearsipan baik secara profesional maupun untuk kehidupan sehari-hari, melatih pemecahan masalah dan meningkatkan daya kreatif peserta pelatihan dalam kegiatan pembelajaran dalam kegiatan pelatihan tidak hanya ditentukan oleh ketepatan strategi penyaji dalam mentransfer ilmu, tetapi juga ditentukan oleh partisipasi aktif arsiparis dalam proses pembelajaran. refleksi arsiparis dalam memperoleh pengalaman informasi. Hal ini terlihat dari pengalaman informatif para arsiparis selama mengikuti pelatihan. Taraf Pendidikan Arsiparis Tujuan peningkatan jenjang pelatihan setiap arsiparis adalah untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik tentang dunia kearsipan sehingga dapat mengelola arsip dengan benar dan tepat sesuai kaidah kearsipan yang berlaku. Instansi atau lembaga dapat menawarkan untuk meningkatkan pendidikan arsiparis secara berkelanjutan sehingga arsiparis selanjutnya yang belum memasuki jenjang ahli akan mencapai jenjang tersebut dan arsiparis yang termasuk dalam kategori tingkat ahli akan menjadi arsiparis tingkat ahli. . Personal Branding Konsep personal branding adalah suatu proses dalam diri individu produksi nilai di bidang kearsipan dan spiritual, yaitu menunjukkan keberadaan diri bahkan karena faktor sikap, faktor kepribadian, dan hal-hal yang tidak dapat diukur dengan angka. Merek pribadi juga berlaku untuk profesi arsiparis. Arsiparis juga perlu memiliki citra merek pribadi untuk membuat orang mempercayai profesinya. Juga, agar merek arsiparis dapat dibandingkan dengan dengan merek arsiparis yang ada. Langkah pertama dalam membangun citra merek pribadi adalah mulai mengenal diri sendiri, yaitu mengenal diri sendiri tentang hal-hal yang Anda sukai, keterampilan, hasrat, potensi, kekuatan dan kelemahan, selanjutnya adalah mulai membangun dan menampilkan personal brand Anda dengan cara-cara berikut ini 1 Positive Thinking, artinya berusaha melihat, melihat, dan merespons secara positif segala sesuatu dari perspektif yang lebih baik. Berpikir positif akan membuat hal-hal yang sulit menjadi lebih mudah dan mungkin. 2 memiliki dan mengembangkan pemahaman dan sikap yang baik, 3 berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan bidang pekerjaan. Kegiatan yang dilacak adalah yang berkaitan dengan bidang pekerjaan kearsipan, baik internal maupun eksternal, 4 motivasi yang semakin meningkat dengan bergabung dengan kelompok atau komunitas yang sesuai dengan bidang pekerjaannya. Bergabung dengan kelompok atau komunitas sesama arsiparis akan meningkatkan motivasi. arsiparis dapat menjadi anggota forum kearsipan, baik lokal maupun nasional. 5 berbagi pengetahuan, inovasi dan ide baru dengan orang lain Sharing dapat dilakukan dengan bertukar pengalaman atau pengetahuan dengan orang lain, baik yang berhubungan dengan di lapangan dari arsip atau di daerah lain. Sharing kita akan menjadi kaya, kaya pengetahuan, wawasan, manfaat, dan sebagainya. 6 karya. Seperti yang dikatakan oleh filsuf René Descartes "cogito ergo sum" yang berarti saya berpikir maka saya ada. Ungkapan berarti orang yang berpikir adalah manusia yang diakui oleh atau ada akan lebih lengkap dengan karya. Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat dirasakan dan dihargai oleh orang lain. Contoh pekerjaan untuk seorang arsiparis adalah menulis pada arsip dan mata pelajaran lain menurut pengalamannya. 7 hasil. Keberhasilan adalah hal yang diperoleh dari usaha yang telah dilakukan, dengan mempercayai lebih dari kemampuan intelektual. Hasilnya bias harga, promosi, dll. Setiap sumber daya manusia pada dasarnya memiliki kekuatan atau keunggulan, dimana kekuatan atau keunggulan dapat dikembangkan dan dikembangkan menjadi potensi. Kekuatan atau kekuatan tidak selalu harus berhubungan langsung dengan bidang ilmu kearsipan atau profesi kearsipan. Sistem Pelatihan dan keterampilan Pelatihan merupakan salah satu dari bentuk peningkatan keterampilan sumber daya manusia khususnya arsiparis. Pelatihan dapat digambarkan sebagai upaya organisasi yang direncanakan untuk memfasilitasi sistem pembelajaran bagi karyawan mengenai keterampilan terkait dengan pelaksanaan tugas dan pekerjaan Soetadikaria, 2017 5 Dalam melaksanakan pelatihan, tentu ada adalah beberapa langkah yang harus diselesaikan agar pelatihan dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan langsung pada intinya. Goldstein dan Ford menyatakan bahwa pelaksanaan pelatihan terdiri dari tiga fase fase evaluasi, fase pelatihan, dan fase evaluasi. Pertama, pelatihan harus dilaksanakan berdasarkan analisis kebutuhan pelatihan dengan dengan mempertimbangkan kesenjangan, tingkat dan jenis keterampilan yang dimiliki arsiparis sehingga dapat memenuhi standar kompetensi; kedua, prioritas pelaksanaan pelatihan yang harus segera dilaksanakan mengacu pada prioritas pengembangan keterampilan berdasarkan analisis kesenjangan keterampilan; ketiga, perlunya penilaian ulang secara berkala terhadap keterampilan untuk memantau perubahan keterampilan arsiparis; Akhirnya, balai pendidikan dan balai latihan membutuhkan sinergi, Kearsipan Unit I Kemensetneg, Arsip Nasional Republik Indonesia ANRI dalam kerangka mengembangkan kursus pelatihan yang ditargetkan dan bervariasi untuk menanggapi pengembangan keterampilan kearsipan. peserta kursus diklat yang mendukung bidang kerja, seperti kursus bahasa asing yang berguna untuk mengolah arsip, sedangkan di ada arsip yang menggunakan bahasa asing. SIMPULAN Profesi Arsiparis memerlukan pengembangan kompetensi untuk meningkatkan keahlian dalam pengelolaan arsip. Hasil dari beberapa jurnal menyatakan bahwa sebagian besar arsiparis masih perlu membutuhkan ilmu pengetahuan yang lebih dalam terhadap ilmu kearsipan. Hal ini ditandai dengan kurangnya arsiparis dalam memunculkan aspek keterampilan untuk melakukan perawatan arsip, serta kurangnya aspek sikap dalam menjaga dan merawat arsip. Oleh karena itu, diperlukan adanya kegiatan untuk mengembangkan kompetensi arsiparis. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kompetensi profesi arsiparis agar dapat meningkatkan pengelolaan kearsipan diantaranya 1 Melaksanaan Diklat Kearsipan yang diselenggarakan oleh ANRI, 2 Meningkatkan taraf pendidikan arsiparis, 3 Menerapkan personal Branding, serta 4 Memberikan system pelatihan dan keterampilan. Dengan adanya kegiatan tersebut kompetensi Arsiparis dalam meningkatkan pengelolaan kearsipan akan berkembang seiring dengan berjalannya waktu. DAFTAR PUSTAKA Bukhori, F., & . L. 2019. Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Arsiparis di Arsip Nasional Republik Indonesia ANRI. Khazanah Jurnal Pengembangan Kearsipan, 121, 51. Effendi, U. I. 2016. Peningkatan Kualitas Arsiparis melalui Personal Branding. Khazanah Jurnal Pengembangan Kearsipan, 92, 30–45. Fairuziah, A. K., & Prasetyawan, Y. Y. 2021. ANALISIS PELAKSANAAN DIKLAT KEARSIPAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN KOMPETENSI ARSIPARIS DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI BANTEN. 10. Handayani, F., & Sari, R. 2018. ANALISIS KOMPETENSI ARSIPARIS PROFESIONAL DI INDONESIA. 32, 12. Kuswantoro, A. 2019. KOMPETENSI ARSIPARIS PADA ERA DISRUPSI DI UNIVERISTAS NEGERI SEMARANG UNNES. 2018, 171, 5. Pratama, M. H. 2021. Pengembangan Sistem Pelatihan Melalui Analisis Kesenjangan Kompetensi Arsiparis di Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2021. Khazanah Jurnal Pengembangan Kearsipan, 142. Setiadiputra, R. Y. P. 2017. URGENSI PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM SECARA BERKESINAMBUNGAN DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH. 51, 7. Syahreza, N. 2021. Kompetensi Arsiparis Pada Kantor Unit Layanan Pelanggan Muara Sabak Provinsi Jambi. 2021, 83. Wahyuningtyas, T. A. 2015. Analisa Kompetensi Arsiparis Dari Konsep Pengembangan Penyelenggaraan Sikn-Jikn Pada Badan Arsip Se-Jawa Timur. KKB KK-2 KKB KK-2 Wah a ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Harris PratamaKementerian Sekretariat Negara menyimpan arsip terkait dengan Presiden dan Wakil Presiden. Arsip tersebut perlu dikelola Arsiparis yang kompeten. Pembentukan arsiparis kompeten dilakukan melalui program Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara, yang salah satu prosesnya adalah analisis kebutuhan pelatihan. Analisis kebutuhan pelatihan dilakukan melalui pendekatan analisis kesenjangan. Tujuan penelitian yaitu menganalisis level dan jenis kompetensi yang dibutuhkan, yang dimiliki saat ini, kesenjangan antara level dan jenis kompetensi serta merancang program pelatihan sesuai kebutuhan. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif melalui metode sensus dengan responden sebanyak 46 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis kesenjangan kompetensi. Hasil dari penelitian yaitu jenis kompetensi yang dibutuhkan arsiparis meliputi kompetensi manajerial, sosial kultural, dan teknis berkisar di level 4 - 5, jenis kompetensi yang dimiliki arsiparis berkisar di level 3 - 4, terdapat kesenjangan yang signifikan di semua jenis kompetensi baik itu kompetensi manajerial, sosial kultural maupun teknis, dengan besaran kesenjangan level kompetensi berkisar antara 0,13 sampai dengan 1,73, program pelatihan yang dirancang sesuai dengan kebutuhan arsiparis dan termasuk kategori prioritas antara lain membangun integritas, bekerja dalam tim, bekerja efektif, pelayanan prima, penetapan tujuan, membangun tim efektif, komunikasi, penetapan tujuan dan umpan balik, people development, pengelolaan arsip dinamis, pengelolaan arsip statis, dan pembinaan Isnaeni EffendiSumber daya manusia SDM sebagai penggerak organisasi dituntut untuk mempunyai kualitas yang baik. Perkembangan zaman yang terus berubah menuntut SDM untuk terus berubah, karena peningkatan kualitas SDM menjadi salah satu syarat yang utama, dan hal tersebut berlaku juga bagi arsiparis. Salah satu cara peningkatan kualitas SDM adalah dengan personal branding. Arsiparis dituntut untuk mempunyai personal branding yang lebih baik lagi agar dapat bersaing di pasaran SDM.Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Arsiparis di Arsip Nasional Republik Indonesia ANRIF BukhoriBukhori, F., &. L. 2019. Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Arsiparis di Arsip Nasional Republik Indonesia ANRI. Khazanah Jurnal Pengembangan Kearsipan, 121, 51. 259Kompetensi Arsiparis Pada Kantor Unit Layanan Pelanggan Muara Sabak Provinsi JambiN SyahrezaSyahreza, N. 2021. Kompetensi Arsiparis Pada Kantor Unit Layanan Pelanggan Muara Sabak Provinsi Jambi. 2021, Kompetensi Arsiparis Dari Konsep Pengembangan Penyelenggaraan Sikn-Jikn Pada Badan Arsip Se-Jawa Timur. KKB KK-2 FIST A WahyuningtyasWahyuningtyas, T. A. 2015. Analisa Kompetensi Arsiparis Dari Konsep Pengembangan Penyelenggaraan Sikn-Jikn Pada Badan Arsip Se-Jawa Timur. KKB KK-2 KKB KK-2 Wah a