2pertama saat hati (termasuk zat halus hati)di gantungkan ke pembuluh tubuh ia mengeluarkan satu kalimat/sumpah yang berbunyi (WADDI) selanjutnya sama dengan yg di atas. 3.pertama saat nyawa di masukkan ke rangka ADAM,yang ini agak ngeyel atau susah di suruh masuknya sehingga sampai 3 x ALLAH perintahkan masuk baru nyawa mau menyatu dalam Bagindamenyatakan bahawa selepas Allah menjadikan Nur Muhammad atau Ruh Muhammad itu Allah telah menilik kepadanya dengan tilikan mahabbah atau kasih, maka ia malu dan berpeluh, dari titisan peluhnya itulah dijadikan ruh-ruh sekelian anbia, aulia dan nyawa sekelian orang mumin yang salih, dan daripada nyawa sekelian mumin yang salih itu dijadikan nyawa sekelian mumin yang fasik, daripada mumin yang fasik dijadikan nyawa sekelian mumin yang munafik dan mereka yang kafir. Sebelumnya itu Zat Yangada adalah Af'al Allah, Asma Allah, Sifat Allah dan Zat Allah. Inilah maksud sebenarnya perkataan "makhluk itu tidak punya wujud hakiki". bernama Nur. Jadi, Nur itu Cahaya Tuhan. Itulah Rahasia Tuhan. Rahasia Tuhan itulah juga dinamakan Muhammad yang awal dan Nur Muhammad itu juga dinamani titik Nur yang awal. Nur Muhammad sudah InsanKamil 10 Hermeneutik: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Volume 14 Nomor 01 2020 KRITIK EPISTEMOLOGIS TAFSIR ISHARI IBN 'ARABI Menurut Ibn „Arabi, sebab terjadinya tajalli Allah pada alam ialah Ia ingin dikenal dan ingin melihat citra diri-Nya melalui alam semesta dengan memanifestasikan asma-asma dan sifat-sifat-Nya. KepercayaanNur Muhammad sebagaimana yang terdapat ungkapannya di dalam kitab Berzanji, ianya jelas bertentangan dengan dalil-dalil syara, kerana menurut keterangan dari al-Quran dan hadith-hadith sahih, yang terdahulu dijadikan oleh Allah bukan Nur Muhammad, jika manusia maka manusia pertama yang dicipta oleh Allah ialah Adam 'alaihi as-salam. GuaHira merupakan tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril. Wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW adalah Surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5. Gua Hira berada di atas puncak Jabal Nur atau biasa disebut sebagai Gunung Bercahaya. Jabal Nur memiliki tinggi 642 meter menjadi salah satu tempat yang A Ayat-ayat Al-qur'an dalil tawassul dan Nur Muhammad. 1. Dalam surat an-Nisa' ayat 64, Allah swt. berfirman: (Muhammad saw.) lalu memohon ampun kepada Allah, dan rasul (Muhammad saw.) pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang". 2. t0rEkeZ. Hakikat Awal Nur Muhammad Hakikat Awal Nur Muhammad. Pamahaman tentang hakikat Nur Muhammad pada umumnya dimulai dari kajian asal yaitu ketika, seluruh alam belum ada dan belum satu pun makhluk diciptakan Allah swt. Pada saat itu yang ada hanya zat Tuhan semata-mata, satu-satunya zat yang ada dengan sifat Ujud-Nya. Banyak dari kalangan sufi memahami bahwa pada saat itu zat yang ujud yang bersifat qidam tersebut belumlah menjadi Tuhan karena belum bernama Allah, Untuk bisa dikatakan sebagai tuhan, sesuatu itu harus dan wajib ada yang menyembahnya. Apabila tidak ada yang menyembah maka tidak bisa sesuatu itu disebut Tuhan, demikianlah Logikanya. Karena zat yang ujud-Nya besifat qidam tersebut pada saat itu hanya berupa zat, maka pada saat itu Dia belum menjadi Tuhan dan Dia belum bernama Allah, karena kata Allah sendiri dipakai dan diperkenalkan oleh Tuhan sendiri setelah ada makhluk yang akan menyembahnya serta hakikat makna dari kata Allah itu sendiri berarti yang disembah oleh sesuatu yang lebih rendah dari padanya. untuk pembahasan ini kita cukup memahaminya seperti itu Setelah itu, barulah diciptakam Muhammad dalam ujud nur atau cahaya yang diciptakan atau berasal dari Nur atau Cahaya Zat yang menciptakannya sebagai perbandingan kaliamat Adam Diciptakan dari Tanah . Yaitu Nur yang cahanya terang benderang lagi menerangi. kemudian nur tersebut difahami sebagai Nur Muhammad . Nur itulah yang kemudian mensifati atau memberi sifat akan Zat yaitu sifat Ujud yang berati ada dan mustahil bersifat tidak ada karena sudah ada yang mengatakan “ ada “ atau meng-“ada”-kan yaitu Nur Muhammad. Jabir ibn `Abd Allah berkata kepada Rasullullah “Wahai Rasullullah, biarkan kedua ibubapa ku dikorban untuk mu, khabarkan perkara yang pertama Allah jadikan sebelum semua benda.” Baginda berkata “Wahai Jabir, perkara yang pertama yang Allah jadikan ialah cahaya Rasulmu daripada cahayaNya, dan cahaya itu tetap seperti itu di dalam KekuasaanNya selama KehendakNya, dan tiada apa, pada masa itu Hr al-Tilimsani, Qastallani, Zarqani `Abd al-Haqq al-Dihlawi mengatkan bahwa Hadist ini Sahih. Ali ibn al-Husayn daripada bapanya daripada kakaeknya berkata bahwa Rasullullah berkata “Aku adalah cahaya dihadapan Tuhanku selama empat belas ribu tahun sebelum Dia menjadikan Adam Setelah Nur Muhamamad di ciptakan dari Nur atau Cahaya Zat – Nya, maka selanjutnya Nur Muhammad itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan keberadaannya dengan Zat, karena dengan Nur Muhammad itulah, Zat melahirkan semua sifat yang disifati-Nya “ Allah Pemberi cahaya kepada langit dan bumi. perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus[ * ], yang di dalamnya ada pelita besar. pelita itu di dalam kaca dan kaca itu seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur sesuatu dan tidak pula di sebelah baratnya [ ** ], yang minyaknya saja Hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya di atas cahaya berlapis-lapis, Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu. “ QS 024. An Nuur ayat 35 [*] Yang dimaksud lubang yang tidak tembus misykat ialah suatu lobang di dinding rumah yang tidak tembus sampai kesebelahnya, biasanya digunakan untuk tempat lampu, atau barang-barang lain. [**] Maksudnya pohon zaitun itu tumbuh di puncak bukit ia dapat sinar matahari baik di waktu matahari terbit maupun di waktu matahari akan terbenam, sehingga pohonnya subur dan buahnya menghasilkan minyak yang baik. Ibn Jubayr dan Ka`b al-Ahbar berkata “Apa yang dimaksudkan bagi cahaya yang kedua itu ialah Rasullullah kerana baginda adalah PesuruhNya dan Penyampai dari Allah terhadap apa yang menerangi dan terdzahir.” Ka`b berkata ” Minyaknya bersinar akan berkilauan kerana Rasullullah bersinar akan diketahui kepada orang ramai walaupun jika baginda tidak mengakui bahawa baginda adalah seorang nabi, sama seperti minyak itu bersinar berkilauan walaupun tanpa dinyalakan. Dari dalil-dalil yang disampaikan diatas dapatlah difahami bahwa hubungan antara Nur Muhammad dengan Zat Tuhan adalah hubungan yang tidak dapat dipisahkan yaitu, dimana Allah berdiri disana nur muhammad berada, Ketika Allah disebut, maka disana Muhammad ikut menyertainya seperti pada pada kalimat tauhid “ La Ila Ha Illaallah, Muhammad rasululullah “ Ketika Allah disebut, maka mutlak disana Muhammad ikut atau berada. Ibarat api dengan panasnya. Dimana api berada, maka disana pula panasnya berada. Dimana Zat berada disana pula Nur Muhammad berada. Bukanlah dikatakan api kalau tidak terasa panas. Ketika api disentuh, maka sesunggunya yang tersentuh hanyalah panasnya saja dan ketika terasa panasnya api pada hakikatnya yang dirasakan adalah api itu sendiri. Sehingga untuk memudahkan pemahaman, kalau diibaratkan “ api “ adalah zat dan “ panas “ adalah Nur Muhammad yang menjadi sifat yang tidak terpisahkan dari pada api. Sebagai contoh lain dapat difahami melalui konsep laut dan gelombang. Tidaklah dikatakan sesuatu itu laut kalau dia tidak bergembang ombak . Karena gelombang itu adalah sifat dari pada laut. Dimana ada laut, maka disana pula ada gelombangnya. Tidak bergoncang atau bergerak gelombang itu apabila laut tidak bergoncang. Karena gelombang itu adalah laut yang bergocang. Ketika kita memandang laut yang terlihat adalah gelombangnya. Dan ketika mata memandang gelombang, pada hakikatnya yang dipandang adalah laut . Pemahaman ini sebaiknya disimpan dulu, untuk pemahaman kajian lebih lanjut coba pelajari dan fahami hadist berikut dalam acuan pemahaman diatas “ Aku telah dimasukkan ke dalam tanah pada Adam dan adalah yang dijanjikan kepada ayahanda ku Ibrahim dan khabaran gembira kepada Isa ibn Maryam “ HR Ahmad, Bayhaqi “ Bila Tuhan menjadikan Adam, Dia menurunkan aku dalam dirinya Adam. Dia meletakkan aku dalam Nuh semasa di dalam bahtera dan mencampakkan aku ke dalam api dalam diri Ibrahim. Kemudian meletakkan aku dalam diri yang mulia-mulia dan memasukkan aku ke dalam rahim yang suci sehingga Dia mengeluarkan aku dari kedua ibu-bapa ku. Tiada pun dari mereka yang terkeluar “. HR Hakim, Ibn Abi `Umar al-`Adani Ada yang bertanya padaku tentang uraian ini, pertanyaannya sebagai berikut Dengan uraian tsb. lalu mau dikemanakan QS. 1529 “Setelah Aku sempurnakan bentuknya Adam dan Aku tiupkan kepadanya Adam ruh-Ku, maka hendaklah kamu tunduk merendahkan diri kepadanya Adam” Dari ayat ini dan masih banyak lagi ayat-ayat lain yang terkait dengan posisi Adam As. dapat disimpulkan tidak terselip’ perkalimat pun riwayat Nur Muhammad. Muhammad SAW manusia biasa, berbeda proses kelahirannya dengan Nabi Isa As. dan apalagi dengan penciptaan Adam As. Katakan hai Muhammad “Aku tidak mengatakan kepada kamu, bahwa aku Muhammad mempunyai perbendaharaan Allah, tidak pula aku mengetahui yang ghaib dan tidak pula aku mengatakan, bahwa aku malaikat’; hanyalah aku mengikut apa yang diwahyukan kepadaku”. Katakan Samakah orang buta dengan orang yang dapat melihat?’ Tidakkah kamu pikirkan? QS. 650. Jawabannya adalah Dhohir memang sama, antara kita dengan nabi, tapi apakah hakikat itu sama? tentu tidak. Kebodohan akan hakikat bersumber dari hakikat hati masing2 yang tidak bisa mengerti akan hakikat. Hanya makhluk bodoh yg berselisih tentang hakikat. Man lam yazuq lam ya’rif siapa tidak merasa pasti tidak tahu. Hanya orang yg merasalah yg dapat mengenal hakikat Nur Muhammad SAW. “Dzohir boleh berbeda tapi hakikatnya Satu jua” ,”Syuhudul kasroh fi Wahdah”. Hakikat adalah rahasia kedalaman hati, karena itu jika sudah mencapai dasar dari hati, maka tidak ada perselisihan. Tapi jika Hakikat diletakkan pada akal akhirnya timbul sangka2 akhirnya timbul perselisihan, perbanyaklah bersholawat untuk menemukan hakikat yang sebenarnya, karena sholawat bisa menjadi pengganti Guru Mursyid yang sekarang ini susah untuk kita temui. Diterangkan oleh hadits, asalnya Nabi Adam adalah dari saripati tanah-api-air-angin. Kalau tanah-api-air-angin, datang dari mana? Diterangkan oleh hadits, asalnya dari nur muhammad, yaitu cahaya empat perkara cahaya hitam – hakikat tanah, cahaya putih – hakikat air, cahaya kuning – hakikat angin, dan cahaya merah – hakikat api. Kalau nur muhammad, asalnya dari mana? Menurut keterangan dari hadits, asalnya dari Nur Maha Suci, yaitu jauhar awwal. Selepas ini, habis. Karena sudah dijelaskan di hadits dan Qur’an bahwa jauhar awwal adalah bibitnya tujuh bumi tujuh langit berikut segala isinya. Maka, yang dimaksud dengan dalil bermula dari Allah’ adalah dari jauhar awwal ini. inti dalam menjalankan Islam dan Tujuan Vertikal diri adalah Tarikat, Syariat, Hakikat dan MA’rifat….. Nur Muhammad adalah cahaya yg berbinar sehingga terciptalah semuanya.. Manusia, Gunung, api, matahari dll. Alam Semesta bersalawat kepada Rasulullah dan Sujud kepada Allah SWT. Pada penciptaan beliau di wajibkan untuk Menyebut 2 kalimat Syahadat…itu salah satu Bukti Nur Muhammad ada pada Diri Adam dan pertama kali diciptakan ketika di sempurnakan oleh ALLAH sebagai Hambanya memeluk Islam pada waktu itu. Fahamilah kembali kajian ini dari awal dari secara berulang-ulang. materi kajian yang sudah disampaikan merupakan kajian bersambung dalam satu rangkaian. Kalau hanya memahami satu bagian saja justru bisa menimbulkan kebingungan dan keraguan atau melahirkan pemahaman tanpa dasar yang pada akhirnya menimbulkan fanatisme yang sombong, yang selalu merasa paling benar. Selain dari pemahaman yang diyakininya adalah salah atau dianggap bida’ah. Padahal Kebenaran Yang Sesungguhnya Hanya Milik Allah swt saja. Tugas kita hanya meyakini sebanyak yang kita fahami saja Pahami semua kajian ini secara utuh dan konprehensif dan tanyakan apa-apa yang tidak jelas atau kurang difahami kepada para guru kita yang ada dimajelis masing-masing atau sebagai solusi pertama sampaikan pertanyaan, kritikan, saran, bantahan, sanggahan pada kotak komentar yang tersedia. Insya Allah saya akan mencoba menjelaskan setiap pertanyaan yang timbul dari kajian ini. [ Annafiz ] Yang akan berlaku dalam kajian ini bagi Anda, insyaAllah adalah ayat berikut. Hakikat Awal Nur Muhammad. Pamahaman tentang hakikat Nur Muhammad pada umumnya dimulai dari kajian asal yaitu ketika, seluruh alam belum ada dan belum satu pun makhluk diciptakan Allah swt. Pada saat itu yang ada hanya zat Tuhan semata-mata, satu-satunya zat yang ada dengan sifat Ujud-Nya. Banyak dari kalangan sufi memahami bahwa pada saat itu zat yang ujud yang bersifat qidam tersebut belumlah menjadi Tuhan karena belum bernama Allah, Untuk bisa dikatakan sebagai tuhan, sesuatu itu harus dan wajib ada yang menyembahnya. Apabila tidak ada yang menyembah maka tidak bisa sesuatu itu dikatakan sebagi tuhan. Logikanya demikian Karena zat yang ujud-Nya besifat qidam tersebut pada saat itu hanya berupa zat, maka pada saat itu Dia belum menjadi Tuhan dan Dia belum bernama Allah, karena kata Allah sendiri dipakai dan diperkenalkan oleh Tuhan sendiri setelah ada makhluk yang akan menyembahnya serta hakikat makna dari kata Allah itu sendiri berarti yang disembah oleh sesuatu yang lebih rendah dari padanya. pada tahap ini mungkin bisa difahami demikian Setelah itu, barulah diciptakam Muhammad dalam ujud nur atau cahaya yang diciptakan atau berasal dari Nur atau Cahaya Zat yang menciptakannya sebagai perbandingan kaliamat Adam Diciptakan dariTanah . Yaitu Nur yang cahanya terang benderang lagi menerangi. kemudian nur tersebut difahami sebagai Nur Muhammad . Nur itulah yang kemudian mensifati atau memberi sifat akan Zat yaitu sifat Ujud yang berati ada dan mustahil bersifat tidak ada karena sudah ada yang mengatakan “ ada “ atau meng-“ada”-kan yaitu Nur Muhammad. Jabir ibn `Abd Allah berkata kepada Rasullullah “Wahai Rasullullah, biarkan kedua ibubapa ku dikorban untuk mu, khabarkan perkara yang pertama Allah jadikan sebelum semua benda.” Baginda berkata “Wahai Jabir, perkara yang pertama yang Allah jadikan ialah cahaya Rasulmu daripada cahayaNya, dan cahaya itu tetap seperti itu di dalam KekuasaanNya selama KehendakNya, dan tiada apa, pada masa itu Hr al-Tilimsani, Qastallani, Zarqani `Abd al-Haqq al-Dihlawi mengatkan bahwa hadist ini sahih Ali ibn al-Husayn daripada bapanya daripada kakaeknya berkata bahwa Rasullullah berkata “Aku adalah cahaya dihadapan Tuhanku selama empat belas ribu tahun sebelum Dia menjadikan Adam HR Imam Ahmad, Dhahabi dan al-Tabari Setelah Nur Muhamamad diciptakan dari Nur atau Cahaya Zat-Nya, maka selanjutnya Nur Muhammad itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan keberadaannya dengan Zat, karena dengan Nur Muhammad itulah, Zat melahirkan semua sifat yang disifati-Nya “ Allah Pemberi cahaya kepada langit dan bumi. perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus[ * ], yang di dalamnya ada pelita besar. pelita itu di dalam kaca dan kaca itu seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur sesuatu dan tidak pula di sebelah baratnya [ ** ], yang minyaknya saja Hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya di atas cahaya berlapis-lapis, Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu. “ QS 024. An Nuur ayat 35 [*] Yang dimaksud lubang yang tidak tembus misykat ialah suatu lobang di dinding rumah yang tidak tembus sampai kesebelahnya, biasanya digunakan untuk tempat lampu, atau barang-barang lain. [**] Maksudnya pohon zaitun itu tumbuh di puncak bukit ia dapat sinar matahari baik di waktu matahari terbit maupun di waktu matahari akan terbenam, sehingga pohonnya subur dan buahnya menghasilkan minyak yang baik. Ibn Jubayr dan Ka`b al-Ahbar berkata “Apa yang dimaksudkan bagi cahaya yang kedua itu ialah Rasullullah kerana baginda adalah PesuruhNya dan Penyampai dari Allah terhadap apa yang menerangi dan terdzahir.” Ka`b berkata ” Minyaknya bersinar akan berkilauan kerana Rasullullah bersinar akan diketahui kepada orang ramai walaupun jika baginda tidak mengakui bahawa baginda adalah seorang nabi, sama seperti minyak itu bersinar berkilauan walaupun tanpa dinyalakan. Dari dalil-dalil yang disampaikan diatas dapatlah difahami bahwa hubungan antara Nur Muhammad dengan Zat Tuhan adalah hubungan yang tidak dapat dipisahkan yaitu, dimana Allah berdiri disana nur muhammad berada, Ketika Allah disebut, maka disana Muhammad ikut menyertainya seperti pada pada kalimat tauhid “ La Ila Ha Illaallah, Muhammad rasululullah “ Ketika Allah disebut, maka mutlak disana Muhammad ikut atau berada. Ibarat api dengan panasnya. Dimana api berada, maka disana pula panasnya berada. Dimana Zat berada disana pula Nur Muhammad berada. Bukanlah dikatakan api kalau tidak terasa panas. Ketika api disentuh, maka sesunggunya yang tersentuh hanyalah panasnya saja dan ketika terasa panasnya api pada hakikatnya yang dirasakan adalah api itu sendiri. Sehingga untuk memudahkan pemahaman, kalau diibaratkan “ api “ adalah zat dan “ panas “ adalah Nur Muhammad yang menjadi sifat yang tidak terpisahkan dari pada api. Sebagai contoh lain dapat difahami melalui konsep laut dan gelombang. Tidaklah dikatakan sesuatu itu laut kalau dia tidak bergembang ombak . Karena gelombang itu adalah sifat dari pada laut. Dimana ada laut, maka disana pula ada gelombangnya. Tidak bergoncang atau bergerak gelombang itu apabila laut tidak bergoncang. Karena gelombang itu adalah laut yang bergocang. Ketika kita memandang laut yang terlihat adalah gelombangnya. Dan ketika mata memandang gelombang, pada hakikatnya yang dipandang adalah laut. pemahaman ini mungkin sebaiknya disimpan dulu untuk memudahkan pemahaman pada kajian selanjutnya Coba pelajari dan fahami hadist berikut dalam acuan pemahaman diatas “ Aku telah dimasukkan ke dalam tanah pada Adam dan adalah yang dijanjikan kepada ayahanda ku Ibrahim dan khabaran gembira kepada Isa ibn Maryam “ HR Ahmad, Bayhaqi “ Bila Tuhan menjadikan Adam, Dia menurunkan aku dalam dirinya Adam. Dia meletakkan aku dalam Nuh semasa di dalam bahtera dan mencampakkan aku ke dalam api dalam diri Ibrahim. Kemudian meletakkan aku dalam diri yang mulia-mulia dan memasukkan aku ke dalam rahim yang suci sehingga Dia mengeluarkan aku dari kedua ibu-bapa ku. Tiada pun dari mereka yang terkeluar “. HR Hakim, Ibn Abi `Umar al-`Adani Mungkin postingan ini terlalu singkat sehingga tidak mudah untuk difahami. Tapi cukup untuk sekedar bahan yang berguna untuk menyegarkan kembali pemahaman yang sudah ada dan sebagai pelengkap wawasan dalam diskusi di majelis taklim masing-masing. 10 Februari 2010 - Posted by Kajian Tauhid Tauhid Belum ada komentar.